Minggu, 22 April 2012

KOMUNIKASI POLITIK - KHALAYAK KOMUNIKASI POLITIK


Pengertian Khalayak

Dalam komunikasi khalayak memiliki arti yang menjadi tujuan disampaikannya sesuatu pesan disebut sebagai penerima (receiver) atau khalayak (audience) atau juga bisa disebut komunikan. Meskipun demikian hendaklah dicatat bahwa khalayak sebenarnya hanyalah suatu peran yang sementara sifatnya dan sebenarnya pihak yang tadinya disebut sebagai khalayak itu telah berubah peran menjadi komunikator.

Pengertian yang sama berlaku pula dalam komunikasi politik. Pihak yang tadinya pernah dikenali sebagai komunikator, atau sebagai saluran, pada saat yang lain dapat pula diidentifikasikan sebagai penerima pesan-pesan politik dan semua itu tergantung kepada situasi yang berlangsung. Jadi komunikan atau khalayak dalam komunikasi politik adalah semua khalayak yang tergolong dalam infrastruktur maupun suprastruktur politik. Atau dengan kata lain adalah semua komunikan yang secara hukum terikat oleh konstitusi hukum dan ruang lingkup komunikator suatu negara.

Hennesy (dalam Nasution 1990),
Berkenaan dengan pelapisan khalayak komunikasi politik, membedakan publik atau kategori-kategorinya sebagai berikut:
  1. Publik Umum (general public)
  2. Publik yang penuh perhatian (the attentive public)
  3. Elit opini dan kebijakan (the leadership public).
Di antara semuanya, elit opini dan kebijakan merupakan kalangan yang paling aktif minatnya dalam masalah kepemerintahan dan sering kali sebagai pelaku politik. Sedangkan publik attentive merupakan khalayak yang menaruh perhatian terhadap diskusi-diskusi antar elit politik dan sering kali termobilisasi untuk bertindak dalam kaitan suatu permasalahan politik, publik attentive menempati posisi penting dalam proses opini. Jika, publik umum terdiri dari hampir separuh penduduk, dalam kenyataannya jarang berkomunikasi dengan para pembuat kebijakan.

CONTOH KASUS :
Di sebuah negara melakukan penelitian terkait kebudayaan politik mencoba mngetahui bagaimana penilaian anggota masyarakat tentang kompetensi politik dan keikutsertaan mereka dalam mempengaruhi sistem politik. Stelah itu di berikanlah lima pertanyaan yang ditujukan kepada para masyarakat. Responden penelitian tersebut dikelompokkan menjadi beberapa grup. Setelah di bagi beberapa kelompok kita bisa tau bagaimana negara ini dalam partisipasinya disaat pemilihan pemerintahan.


 Sumber:
Dan Nimmo, 1989, Komunikasi Politik: Khalayak dan Efek ( Edisi Terjemahan oleh
        Tjun Surjaman), Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar