saya punya seorang teman di
salah satu Universitas Negeri di kawasan Bogor, ia seorang warga yang
berkependudukan di Ibukota dan mempunyai keturunan darah suku Jawa, tentunya
sedikit mengerti bahasa kebudayaan suku Jawa ketika ia melanjutkan pendidikannya
di Universitas itu yang letaknya di propinsi Jawa barat dimana notaben penduduk
itu berkebudayaan suku Sunda. Ia shareing ke saya yang menurut saya cerita yang
ia sampaikan sangat unik, ketika ia mendapat tugas dari salah seorang dosen
dimana tugas itu mengharuskan untuk bekerja secara berkelompok dan dosen yang
mengajar meminta agar kelompok tersebut di buat secara acak agar mereka lebih
mengenal satu sama lain, ketika giliran ia tiba ternyata di pasangkan
dengan salah satu mahasiswa yang berkebudayaan Sunda.
Ketika ia melakukan group
Meeting dimana para mahasiswa ataupun mahasiswi berkumpul untuk memberikan
laporan atas tugas-tugas yang telah di berikan kepada masing-masing mahasiswa
maupun mahasiswi, salah seorang temannya yang berkebudayaan sunda tersebut
ditanya oleh ketua kelompok tersebut apakah sudah selesai mengerjakan laporan,
lalu pemuda tersebut menjawab menggunakan bahasa Sunda “Atoz kang” yang artinya
sudah kang, ia yang lahir di Jawa Tengah dan berkebudayaan jawa tersebut
bingung lalu berdebat debat dengan ketua kelompok untuk memberi tahu kenapa
teman saya menjawab ”atoz” padahal artinya dalam bahasa Jawa yaitu keras, lalu ia
menyadari bahwa ternyata kebudayaan-kebudayaan itu berbeda-beda, sehingga dapat
membuat orang salah mengartikan arti dan maksud itu sendiri, maka dari itu saya
mengangkat artikel ini dikarenakan pentingnya untuk memahami
kebudayaan-kebudayaan agar kita tidak salah mengartikan dan menginterpretasikan
maksud kita sendiri, kebudayaan-kebudayaan dapat kita pelajari melalui salah
satu ilmu komunikasi, yaitu
Komunikasi Lintas Budaya,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar